just Bank Raff. not bang raff

Belum lama aku terlelap dalam tidur, aku mendengar suara nyayian “bang .. sms siapa ini bang .. bang pesannya kok pake sayang .. sayang .. “. Luar biasa parah suara itu, ibarat muka, orang itu harus operasi pelastik kalau mau enak dipandang oleh orang, cempreng sekali suaranya. Lantas mataku terbuka karena merasa terusik dengan suara tersebut. Aku yang duduk di bagian belakang gerbong memandang ke arah depan. Aku sempat tertegun sejenak aku lihat sosok berambut panjang, mengenakan lipstik, wajah penuh make up, bagian dada terlihat menonjol, mengenakan kebaya ketat berwarna kuning, dan membawa bass betot sebagai alat pengiring untuk dia bernyanyi, yang membuat saya takjub “kok ukuran lengan dan tangannya terlihat besar, badannya pun tegap bagaikan pria ..”. Sepintas muncul pertanyaan “ini cowok apa cewek ya ..??”. semakin maju ke arah belakang suaranya pun semakin nyaring dan semakin parah serta fals terdengar, dan wujudnya pun semakin lama semakin jelas. Dan “wah .. cilaka nih .. tangannya berbulu lebat, dan berjakun pula .. aduh .. ini mah species baru. Alias BENCONG .. !!”. jujur aku orangnya paling takut dengan bencong, bukannya takut diterkam atau takut dimakan, tapi .. ahhh .. aku juga bingung melukiskannya, pokoknya aku takut saja dengan BENCONG. Tak terasa bencong tersebut sudah berada di 2 kursi tepat di depan saya. Aku pun panik bukan kepalang, segala cara sempat terpikir untuk kabur, entah buru-buru ke toilet, bahkan melompat keluar dari kereta pun sempat terpikir asalkan tidak melihat bencong ini. Namun apa daya, kebanyakan mikir alhasil aku masih duduk juga di bangku. Dan aku memutuskan untuk pura-pura tidur sajalah, palingan dia hanya lewat saja. Tiba-tiba aku merasa ada yang mencolek dagu, ketika aku membuka mata, kagetlah diriku , karena bencong tersebut sudah berada di lorong samping bangkuku. Dengan suara yang sedikit nge-bass “Mas .. ga udah pura-pura tidur tuh .. saya liat kok dari tadi ..”, ujar bencong tadi. Perkataan itu membuat orang disekitar melihat kearah diriku, dan aku pun mulai malu, tiba-tiba bencong itu bersua lagi, kali ini dengan suara yang lebih besar lagi dengan gaya centilnya dan membuat orang-orang tertawa gembira “eh penumpang .. masa si mas ini takut melihat saya ..” sambil menggoyang-goyangkan dadanya di depan diriku, melihat adegan itu spontan penumpang disekitar aku tertawa gembira kali ini dengan suara yang lebih kencang dari sebelumnya. Luar biasa malu sekali aku saat itu sampai-sampai saya hanya mampu menunduk sampai bencong tersebut melewati lorong saya.