RSS
Sekedar hasil ketikan Tangan melalui Keyboard yang dapat terbaca melalui layar .. besar harapan sesuai Niatku .. Memberikan suatu perubahan atas keganjilan yang ada .. Dan Kemudian semua itu lebur menjadi satu ..

Rapor Jelek “Garuda” Masih Milik #NurdinTurun

selamat jumpa kembali .. Paras Indonesia semakin suram, dengan adanya muka-muka busuk di Indonesia yang bercokol membuat borok bagi Tubuh Indonesia .. salah satunya orang ini ..
sorry kalo Ini adalah tulisan saya yang sebelumnya telah saya share di Kompasiana .. but just enjoy this ..

Memang Indonesia sekarang ini banyak dihuni oleh pemimpin2 bobrok, yang tak kunjung henti memuja dirinya sendiri .. membuat kecintaan masyarakat akan negaranya menjadi tergerus. Kita sebagai generasi muda patutnya menyadarinya .. sudah saatnya Indonesia bangkit .. kecintaan akan sepak bola menjadi pertanda bahwa ada Niat untuk membangun Indonesia ..

Oleh : Rafael Miku Beding “Bank”


3 Gol yang disarangkan ‘Harimau Malaya’ ke gawang ‘Garuda’ seakan menjadi pukulan yang berat bagi seluruh rakyat Indonesia, pukulan tersebut bertambah perih ketika harus mendengarkan pluit panjang tanda pertandingan usia. Final pertama di stadion Bukit Jalil, Malaysia ditutup dengan hasil yang membuat Timnas Garuda harus mengejar 4 gol tanpa balas, atau setidaknya mengimbanginya dengan 3 gol yang juga harus tanpa balas, pada final kedua di stadion Gelora Utama Bung Karno, Senayan, Jakarta.

Namun tidak lupa juga secara pribadi saya ucapkan limpah terima kasih atas dukungan para suporter pada pertandingan yang penuh dengan segela kontroversinya, di stadion Bukit Jalil, Malaysia. Seperti yang dilansir Media Indonesia (27/12), Setidaknya kurang lebih 15 ribu suporter ‘Merah Putih’ (termasuk 1.500 orang di antaranya berangkat dari Jakarta) sudah memberikan dukungan semangat juang dengan harapan Tim Garuda dapat menggayang Tim Malaysia, sekalipun semua itu pupus pada akhirnya.

Kekalahan tersebut lantas menimbulkan banyak pertanyaan dibenak publik. Apakah yang menyebabkan gawang timnas sampai harus kebobolan 3 Gol, tanpa balas pula.padahal kalau kita ingat, dalam pertandingan penyisihan sebelumnya kita sukses mengganyang tim Malaysia dengan skor mutlak 5-1. Menurut analisis saya pribadi yang menonton melalui layar kaca, pada pertandingan kemarin permainan timnas Garuda kehilangan determinasinya, tak khayal tidak ada umpan-umpan berarti yang dapat dieksekusi para penyerang untuk dijadikan Gol, tidak semangat seperti pertandingan-pertandingan yang sebelumnya, dan juga lini pertahanan yang terbilang rapuh. Berbeda dengan mengamati permainan harmau malaya dibawah asuhan Rajagobal bermain Percaya Diri dan sangat baik dalam penguasaan bola serta tidak ragu-ragu di depan gawang Garuda.

Sang Ketua Umum PSSI Nurdin Halid menyatakan beberapa alasan mengapa timnas sampai bisa diganyang 3 gol, seperti yang dimuat di Koran Tempo (28/12) :

1. Sorotan sinar laser yang sempat membuat pertandingan dihentikan, juga sangat mengganggu pemain Indonesia. “setelah pertandingan dilanjutkan, konsentrasi pemain kita jadi buyar,” katanya. Menurutnya kembali, sinar laser itu menggunakan alat yang canggih yang tidak dimiliki sembarang orang. “Bukan orang biasa yang melakukannya.”

2. Selanjutnya adalah serbuk misterius yang ditaburkan di area gawang Markus Haris Maulana. Persisnya serbuk apa, ia tidak tahu. Yang jelas, serbuk itu menyebabkan gatal-gatal di kulit. Serbuk itu menyebabkan alergi, gatal-gatal. Bahkan Markus sampai bengkak-bengkak saat menjalani latihan.

3. Nurdin juga menyayangkan adanya lemparan petasan dari penonton yang masuk ke lapangan. “hampir mengenai Okto. Itu semua sangat mengganggu pemain kita. Sangat berpengaruh terhadap mental dan psikologis pemain,” ujarnya.

4. Ia menambahkan, gangguan juga sudah dirasakan rombongan tim sejak tiba di bandara Kulala Lumpur. Saat itu rombongan sangat lama menungggu bus panitia yang akan membawa mereka ke hotel.

Luar biasa bukan, bentuk perhatian yang dicurahkan sang #NurdinHalidTurun (timeline di jejaring sosial Twitter, yang sedang meroket saat-saat ini, yang menunjukan betapa cintanya masyarakat Indonesia kepadanya) kepada timnas Garuda. Betapa defensifnya alasan-alasan yang kau beberkan. Tidak adakah alasan yang lebih akurat ? Mungkin apabila dirimu harus mengaca melihat segala bobroknya luka PSSI yang dipimpin oleh anda sejak 2003 silam.

Sinar laser seharusnya tak disikapi berlebihan. Justru karena ditanggapi berlebihan, jadinya berakibat buruk, hilangnya konsentrasi pemain kita. Selanjutnya untuk serbuk mistik, Pelatih timnas Garuda, Alfred Riedl sendiri ogah mengomentarinya. Dia lebih memilih untuk tetap fokus pada kesiapan final kedua. Menyangkut lemparan petasan yang hampir mengenai Okto. Terlalu cepat kalau mengomentari hal tersebut. Cobalah berkaca pada minusnya disiplin hampir disetiap laga pertandingan di liga Indonesia. Lapangan sepak bola menjadi ajang tawuran. Perkelahian antarpemain, pemukulan wasit, kerusuhan penonton, terlalu sering terjadi. Itu juga tidak ada hukuman tegas yang anda berikan.yang parahnya sebenarnya Komisi Disiplin PSSI kerap menjatuhkan hukuman berat. Tapi anda, lewat Komisi Banding, kerap mengkorting, bahkan menganulirnya. Bukankah ini jauh lebih parah.

Jujur, secara pribadi saya sangat lucu untuk segala alasan yang dilontarkan. Apalagi menyangkut alasan di nomor 4. “kesal karena menunggu”. Luar biasa, tidakkah anda lihat kurang lebih 50.000 suporter yang mengantri jatah KUPON untuk kemudian dapat ditukarkan dengan Karcis pada nantinya, sampai-sampai membobol pintu masuk stadion Gelora Bung Karno, memasuki lapangan, menginjak-injak rumput, merusak beberapa pagar pembatas, merusak fasilitas kursi VVIP yang tentunya Suasana seperti ini tidak ditemukan saat pembelian tiket di stadion Bukit Jalil, antrian sangat rapih dan teratur sejak pukul 7 pagi. Bukankah itu jauh lebih #Ironi.

Perlu disadari, bahwa jiwa para suporter yang cenderung anarkis tersebut bukan karena semata hanya ingin merusak. “Kami bukannya tidak mau diatur, melainkan kami gerah akibat sikap PSSI yang terkesan bodoh dalam mengatur sistem penjualan. Dengan segala birokrasi yang ribet pula.” Begitu yang diucapkan seorang ketua Uni Suporter Indonesia.

Sangat disayangkan pula mengapa sang ketua PSSI yang juga merupakan kader Golkar tidak menyebutkan bahwa mengahdiri jamuan makan di rumah Pak Ical, dan juga mengahdiri doa bersama di pesantren assidiqiyah, kedoya, Jakarta barat adalah tindakan yang paling membuat rusaknya konsentrasi pemain. Aroma politik tercium pada tetesan keringat yang tercurah pada timnas. Sungguh amat disayangkan. Tidak sampai disitu saja, yang lebih #Ironi lagi, permintaan Alfred Riedl agar pemain timnas diajauhkan dari media, sama sekali tidak digubris oleh sang Pemimpin PSSI tersebut.

Dengan mengevaluasi rapor timnas secara keseluruhan, meskipun baru mengevaluasi pada hasil bagian pertama, justru seharusnya membuat kita sadar bahwa ditengah sorak-sorai penonton mendukung timnas untuk dapat membalikkan keadaan pada nantinya. dan berujung pada digenggamnya trofi kemenagan piala AFF, juga banyak dukungan sorak-sorai baik yang secara nyata maupun melalui jejaring sosial mendukung anda, Nurdin Halid untuk lengser dari kursi ketua Umum PSSI sekarang. Karena anda adalah moster yang menghancurkan perkembangan sepak bola Indonesia dengan segala borok yang anda timbulkan sendiri. Kebangkitan dan kecintaan yang sudah tercium semerbak terhadap timnas jangan sampai kembali bau dan kembali tergerus oleh sikap keras kepala para pemimpin PSSI. We need Revolution !!

Jika Pengamat hukum tata Negara Chalid Hamid pernah berujar “Demi menjaga etika hakim, maka Arsyad perlu mundur dari jabatanya,” (ucapnnya menyangkut perihal kasus di MK), Koran Tempo (15/12)

Maka saya dengan ini berujar “Demi menjaga Kehormatan PSSI, maka Nurdin Halid perlu di-mundur-Kan dari jabatannya.”


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Post a Comment